Marahnya Orang Shalih Al-Qa’nabi mengatakan,
كَانَ ابْنُ عَوْنٍ لَا يَغْضَبُ فَإِذَا أَغْضَبَهُ رَجُلٌ قَالَ بَارَكَ اللَّهُ فِيْكَ
“Abdullah bin Aun itu tidak pernah marah. Jika ada orang yang membuat beliau marah, beliau mengekspresikan marahnya dengan mengatakan, ‘semoga Allah melimpahkan barokah-Nya untukmu.’” (Siyar A’lam an-Nubala’ 6/365)
Orang shalih bukanlah orang yang tidak memiliki amarah namun orang shalih adalah orang yang pandai mengendalikan amarah.
Hal ini dikarenakan orang yang shalih itu menyadari betapa jelek dampak buruk dari amarah.
Andai rasa marah itu diekspresikan, orang yang shalih bisa mengekspresikannya dengan ucapan dan tindakan yang baik.
Contoh ucapan marah yang baik adalah ucapan doa kebaikan.
Contoh tindakan marah yang baik adalah raut muka tidak suka.
Kata kunci akhlak mulia adalah pandai mengendalikan amarah.
Orang yang dermawan dan berwajah ceria ketika kondisi gembira namun tidak bisa mengendalikan lisan dan anggota badan saat marah adalah orang yang gagal menjadi orang yang berakhlak mulia.
Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk bisa mengendalikan amarah dan memiliki akhlak mulia.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.